Fotonya Mendunia, Anak Belajar di Emperan McD Kebanjiran Bantuan
![]() |
Bocah Filipina, Daniel Cabrera, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan bantuan penerangan dari restoran cepat saji McDonald s. (foto: Kompas) |
KORAN FESBUKER - Setelah fotonya yang sedang belajar diterangi lampu dari sebuah restoran McDonald's (McD) mendunia, seorang bocah tunawisma asal Filipina, Daniel Cabrera, kebanjiran bantuan yang sebagian besar berupa uang. Kini Daniel bisa berjuang menggapai mimpinya ingin menjadi seorang polisi.
Bantuan yang diterima Daniel selain berbentuk uang juga berupa perlengkapan sekolah dan beasiswa dari sebuah perguruan tinggi di Filipina. Demikian disampaikan Christina Espinosa, ibunda Daniel.
![]() |
Daniel Cabrera bersama ibunya, Christina Espinosa. |
"Kami sangat bahagia. Saya tak tahu harus berbuat apa dengan semua berkat ini. Kini Daniel tak perlu lagi menderita hanya untuk menyelesaikan sekolahnya," ujar Christina (42), yang bekerja sebagai pelayan toko dan pembantu rumah tangga.
Foto terkenal itu, yang diunggah ke Facebook oleh seorang mahasiswa, menampilkan Daniel sedang mengerjakan PR sambil duduk di trotoar dan mengunakan sebuah meja kecil dari kayu.
Dia mengerjakan PR-nya di dekat sebuah jendela restoran McDonald's sehingga dia bisa mendapatkan cahaya dari dalam rumah makan itu.
Joyce Torrefranca (20), mahasiswi yang mengunggah foto mengharukan itu, memberikan komentar singkat untuk foto tersebut. "Saya terinspirasi oleh seorang bocah."
Bocah Filipina, Daniel Cabrera, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan bantuan penerangan dari restoran cepat saji McDonald's.
Foto itu kemudian dibagi sebanyak 7.000 kali di media sosial itu dan terendus media yang kemudian menayangkan kisah haru Daniel di televisi. Tersebar di internet kemudian ditayangkan televisi membuat banyak orang lalu memberikan bantuan bagi bocah itu.
Christina Espinosa yang memiliki tiga anak, termasuk Daniel, tinggal di toko milik majikannya sejak rumah kumuh mereka hangus terbakar lima tahun lalu. Christina mengatakan, dari dua pekerjaannya, dia hanya mendapatkan 80 peso atau kurang dari Rp25 ribu per hari, seperti dilansir Kompas.
Dia kemudian mencari tambahan pendapatan dengan berjualan rokok dan permen di jalanan kota Mandaue, Pulau Cebu. Ayah Daniel meninggal dunia pada 2013 karena diare. Christina mengatakan, Daniel adalah bocah yang gigih dan selalu bercita-cita ingin bersekolah.
Filipina adalah salah satu negara yang perekonomiannya tengah bertumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun, sekitar seperempat dari 100 juta penduduk negeri itu masih hidup di bawah garis kemiskinan dan permukiman kumuh mendominasi kota-kota besar negeri itu. (*)